Satu warga negara Indonesia terluka dalam peristiwa ledakan yang mengguncang ibu kota Lebanon pada hari Selasa (04/08) menurut Juru bicara Kementrian Luar Negri RI, Teuku Faizasyah.
Faizasyah mengatakan, “Ada satu WNI yang mengalami luka-luka (inisial NNE). Staf KBRI sudah berkomunikasi melalui video call dengan yang bersangkutan. Kondisinya stabil, bisa bicara dan berjalan. Yang bersangkutan sudah diobati oleh dokter rumah sakit dan sudah kembali ke apartmennya di Beirut.“
Ledakan awal terasa seperti gempa kurang lebih 10 detik, guncangan masih bisa dirasakan hingga 8 km dari titik ledakan. Dugaan sementara penyebab ledakan adalah bahan peledak yang disimpan digundang didekat pelabuhan selama enam tahun.
Perdana Menteri Hassan Diab mengatakan bahwa ada 2.750 ton amonium nitrat – bahan untuk pupuk dan peledak yang disimpan digudang tersebut. Pada akun Twitter resminya Perdana Menteri Hassan Diab mengatakan “Saya tidak akan diam sampai kita menemukan orang yang bertanggung jawab atas apa yang terjadi, sehingga kita dapat meminta pertanggung jawaban dan menerapkan hukuman paling berat.“
Amonium nitrat sebenarnya mempunyai banyak kegunaan, namun paling sering digunakan sebagai pupuk pertanian dan bahan peledak. Zat tersebut sangat mudah meledak ketika bersentuhan dengan api, ketika meledak pun zat ini turut melepaskan sejumlah gas beracun seperti nitrogen oksida dan gas amonia.