Ketupat selalu hadir ketika hari Lebaran di Indonesia, siap sangka ada makna filosofi di balik tradisi ketupat pada setiap perayaan Lebaran.
Pembuatan ketupat sendiri cukup memakan waktu, setidaknya butuh waktu empat hingga sembilan jam untuk merebus beras menjadi ketupat. Bahan-bahan yang diperlukan seperti janur kelapa muda yang dianyam, beras, kapur sirih dan garam.
Fadly Rahman, Sejarawan Universitas Padjadjaran Bandung menjelaskan bahwa menurut cerita rakyat, ketupat berasal dari abad ke-15 hingga ke-16 semasa hidup Sunan Kalijaga. “Sunan Kalijaga menjadikan ketupat sebagai budaya sekaligus filosofi Jawa yang berbaur dengan nilai keislaman,” kata Fadly.
Ketupat mewakili dua simbolisasi yaitu ngaku lepat yang artinya mengakui kesalahan dan laku papat atau empat laku yang juga tercermin dari wujud empat sisi ketupat. Empat laku atau sisi dari ketupat bukan hanya karena bentuknya yang segi empat, melainkan ada empat makna yang mengartikan :
- Lebaran (kata dasar lebar) berarti pintu ampun yang dibuka lebar terhadap kesalahan orang lain.
- Luberan (kata dasar luber) berarti melimpahi, memberi sedekah kepada orang yang membutuhkan.
- Lebaran (kata dasar lebur) berarti melebur dosa yang dilalui selama satu tahun.
- Laburan (kata lain kapur) yakni menyucikan diri, putih kembali layaknya bayi.
Fadly juga tidak memungkiri bahwa ketupat bisa jadi berasal dari zaman Hindu-Buddha di Nusantara, “Secara tertulis dalam prasasti yang diteliti oleh para ahli, tak disebut secara spesifikasi merujuk ke ketupat, tetapi indikasi makanan beras yang dibungkus nyiur sudah dilakukan sebelum masa pra-Islam,” jelasnya.